My House Blog


Welcome to My House Blog ”


Minggu, 20 November 2011

Surat Terakhir Seorang Sopir Truck

Ditulis oleh: Staf Ahli Bid. Ekonomi Kolonel Inf Jimmy Hendrik K


Wilayah Steamboat Mountain adalah mesin pembunuh bagi sopir manapun, setiap sopir truck yang melewatinya di jalan raya Alaska memperlakukannya dengan hormat, terutama di masa musim dingin.  Tikungan dan bentuk jalan di gunung itu dan tebingnya yang curam menukik tajam dari jalanan berlapis es.  Tidak terhitung truck dan sopir yang tersesat disitu dan masih banyak lagi yang diyakini akan mengikuti jejak terakhir mereka.
Suatu saat dalam perjalanan di jalan raya itu, seorang pria bertemu dengan Polisi lokal setempat dan beberapa mobil derek menarik sisa sebuah mobil menaiki tebing terjal.  Pria itu memparkir trucknya dan menghampiri sekelompok sopir truck yang diam mengawasi mobil hancur yang mulai terlihat dari bibir jurang.
Kemudian salah seorang polisi menghampiri dirinya dan berkata perlahan “ma’af”, katanya, “Sopirnya telah meninggal pada saat kami menemukannya.  Ia pasti melalui  jalan ini sekitar dua hari lalu sewaktu ada badai salju yang buruk, tidak terlihat banyak jejak, untungnya kami melihat sinar matahari yang memantulkan logamnya.” Polisi itu menggelengkan kepalanya perlahan dan merogoh saku jaket tebalnya,   “ini …….. mungkin kalian sebaiknya membaca ini,  sepertinya dia masih hidup beberapa jam sebelum meninggal kedinginan”……pria itu heran, dia tidak pernah melihat seorang Polisi berlinang air mata.   Pria itu merasa bahwa seharusnya Polisi sudah kebal melihat kematian dan kecelakaan.  Lalu setelah Polisi itu menyerahkan surat itu dan dia mulai membacanya, ia pun mulai menangis,  para sopir yang mengelilingnya pun terdiam ketika mendengar isi surat itu dibacakan,  lalu berjalan ke arah trucknya masing-masing.  Pria itu mengingat isi surat itu selama bertahun-tahun.  Dan inilah isi surat tersebut :
Desember 1974, untuk istriku yang tercinta,
Istriku. . . . . ,! tidak ada orang yang ingin menulis surat seperti ini, tapi aku cukup beruntung memiliki kesempatan untuk mengatakan apa yang sering lupa kukatakan,. . .”aku mencintaimu. . . .”.   sayang,  kamu sering berkelakar bahwa aku lebih mencintai truck daripada kamu,  karena aku lebih banyak menghabiskan waktu dengannya,  aku memang mencintai mesin ini,  aku mencintainya karena ia baik padaku, ia menemaniku dalam masa sulit dan tempat yang sulit.  Aku selalu dapat mengandalkannya dalam perjalanan panjang dan ia dapat melaju cepat.  Ia tidak pernah mengecewakanku.  Tapi tau tidak . . . . ? aku mencintaimu karena alasan yang sama.  Kamu juga menemaniku dalam waktu yang sulit dan tempat yang sulit.
Kamu ingat truck kita yang pertama khan . . . . . . . ?
Truck bobrok yang selalu membuat kita bangkrut,  tapi yang selalu mengumpulkan cukup uang untuk kita makan ?. Kamu harus mencari pekerjaan supaya kita dapat membayar sewa rumah dan bon tagihan, setiap sen yang kuhasilkan dipakai untuk truck, sementara uangmu memberi kita makanan dan rumah untuk kita tinggali.
Akupun ingat kalau aku pernah mengeluhkan soal truck itu, tapi aku tidak pernah mendengarmu mengeluh waktu pulang kerja dengan lelah dan aku meminta uang darimu untuk pergi lagi.  Seandainyapun kamu mengeluh, mungkin aku tidak mendengarnya. Aku terlena oleh masalahku sendiri, sehingga tidak pernah memikirkan masalahmu.  Aku memikirkannya sekarang, semua yang kamu korbankan untuk pakaianku, liburan, pesta, teman.
Kamu tidak pernah mengeluh dan entah bagaimana aku tidak pernah ingat untuk berterima kasih padamu. Suatu saat aku duduk minum kopi bersama teman-temanku, aku selalu membicarakan trcukku, kendaraanku, pembayaranku.  Rupanya aku lupa bahwa kamu adalah mitra sejatiku, meskipun kamu tak berada disampingku.
Pengorbanan dan keteguhan hati kita berdualah  yang dapat membelikan truck baru buat kita. Aku sangat bangga dengan truck baru itu, hingga sering aku amati dengan seksama.  Aku sangat bangga dengan dirimu juga. Tapi memang tidak pernah aku mengatakannya.  Aku menganggap kamu pasti sudah tahu hal itu, namun saat ini aku ingin mengatakannya kepadamu. Bertahun-tahun selama aku berkeliling di jalanan, aku tahu doamu selalu mengiringiku.
Tapi saat ini doa ini tidak cukup, diriku cedera cukup parah. Bagiku ini merupakan perjalanan yang terakhir dan aku ingin mengatakan semua yang seharusnya aku katakan sebelumnya.  Hal yang terlupakan karena aku terlalu sibuk dengan tuck dan pekerjaanku.
Aku memikirkan ulang tahunmu dan ulang tahun pernikahan kita yang terlupakan.  Drama sekolah dan pertandingan bola yang kau hadiri sendirian karena aku sedang di jalanan.
Aku memikirkan malam-malam sepi yang kamu lewatkan seorang diri, bertanya-tanya dimanakah aku berada dan bagaimana keadaanku, aku memikirkan semua saat aku ingin menelponmu hanya untuk menyapa tapi tidak pernah terjadi.
Aku memikirkan perasaanmu yang damai , karena aku tahu kamu berada di rumah bersama anak-anak menungguku. Bahkan tiap kali ada acara makan keluarga,  kamu selalu menghabiskan seluruh waktumu untuk menjelaskan kepada orang tuamu mengapa aku tidak bisa hadir, aku sibuk mengganti oli, aku sibuk mengganti onderdil, aku sedang tidur karena esoknya harus berangkat pagi-pagi, selalu ada alasan, tapi rasanya sekarang alasan itu tidak begitu penting.
Kamu pasti masih ingat, ketika kita menikah, kamu belum tahu cara mengganti lampu. Tetapi setelah beberapa tahun, kamu mampu memperbaiki perapian sewaktu ada badai salju,  padahal waktu itu aku sedang tidak ada di rumah.  Kamu menjadi montir yang baik, terkadang membantuku memperbaiki truck   dan aku bangga sekali akan dirimu saat aku masuk ke halaman dan melihatmu tidur di mobil menungguku,  dan juga baik itu jam dua dini hari ataupun jam dua siang, kamu selalu terlihat seperti seorang bintang film bagiku.  Kamu cantik sekali.
Barangkali aku tidak mengatakannya akhir-akhir ini, tapi kamu memang rupawan.   Aku berbuat banyak kesalahan untukmu, tapi seandainya aku pernah mengambil satu keputusan bagus, itu adalah saat aku memutuskan melamarmu.
Kamu tidak akan pernah bisa mengerti apa yang membuatku terus mengemudikan truck, aku juga tidak mengerti, tapi itulah cara hidupku.
Masa sulit, masa bahagia, dirimu selalu ada. Aku mencintaimu sayank dan aku mencintai anak-anak. Tubuhku sakit, tapi hatiku lebih perih, kamu tidak akan bisa hadir saat aku mengakhiri perjalanan ini, untuk pertama kalinya sejak kita bersama, inilah saat aku benar-benar merasa sendirian dan takut, aku membutuhkanmu dan aku tahu itu sudah terlambat.
Aku dapat melihat wajahmu dan merasakan cintamu meski saat kutulis ini jarakmu beribu mil.  Aku  takut melakukan perjalanan ini sendirian.
Tolong sampaikan ke anak-anak kita bahwa aku sangat mencintai mereka dan didiklah mereka dengan lebih baik dan jangan ijinkan mereka menjadi sopir truck, mungkin hanya ini sayank.
Ya....... Tuhan.    
Aku benar-benar mencintaimu, jagalah dirimu dan ingatlah selalu bahwa aku mencintaimu lebih dari segala yang ada dalam hidup ini,  aku cuma lupa mengatakannya.

Aku Mencintaimu

Suamimu